Pupuk organik
adalah pupuk yang dibuat dari campuran bahan-bahan organik. Bentuk pupuk organik bervariasi meliputi serbuk /curah, cair, tablet, pelet, briket,
atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan
aspek-aspek pemasaran lainnya. Pupuk
organik dikenal juga sebagai pupuk alternatif
pengganti pupuk kimia yang
akhir-akhir ini dirasakan dampak negatifnya bagi kesuburan tanah, produksi
tanaman, dan lingkungan.
Pembenah
tanah merupakan bahan yang digunakan untuk perbaikan tanah. Biasanya
pembenah tanah akan bereaksi lebih lama dalam tanah dibanding pupuk
organik dan kimia, sehingga waktu recharge bahan ke dalam tanah butuh
waktu agak lama.
Efektifitas Pupuk
Efektifitas
pupuk organik dibanding pupuk kimia telah nyata menurunkan penggunakan pupuk
kimia hingga 50 %. Banyak hasil-hasil
penelitian yang menunjuukan hal yang sama baik dalam bentuk serbuk, cair, dan
granul. Bahan baku pupuk organik akan mempengaruhi hasil
pupuk. Tingkat dekomposisi bahan juga menentukan produk pupuk yang bisa tertukur dengan
kandungan C/N, KTK, dan hara-hara tersedia.
Respon tanaman pada pemberain pupuk organik
Respon
tanaman sayuran sebagai media tanam aplikasi pupuk organik terbaik selama 35
hari tanam ( Agustus - September 2007). Air diberikan setara 100 % kapasitas, lapang.
Panen dilakukan pada tanaman berumur 35 hari setelah tanam (HST). Uji kandungan N, P, K, jaringan tanaman
dan berat segar tanaman dan akar
tanaman. Nilai kalibrasi
ketersediaan NPK tanaman digunakan sebagai acuan penambahan pupuk dasar NPK
berikutnya
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pH tanah
merupakan ukuran keseluruhan reaksi yang terjadi di dalam tanah baik
hidrolisis, pertukaran, adsorpsi,
absorpsi, yang mengakibatkan tanah
menjadi masam, netral ataupun alkalis.
Pada umumnya nilai pH tanah berhubungan dengan kelarutan atau
ketersediaan unsur mikro dan P bagi akar tanaman. Dari hasil Anova perlakuan pupuk organik
terhadap nilai pH tidak berbeda nyata, namun secara
keseluruhan nilai pH sudah mulai cenderung turun mendekati netral.
Hal ini disebabkan adanya pelepasan asam-asam organik pada proses dekomposisi dan mineralisasi. Ada
beberapa kejadian, pemberian pupuk organik menjadikan pH meningkat karena lebih
oksidatif khususnya yang tanpa diberi bahan Lumpur Laut (LL). Diduga lumpur
laut banyak mengandung garam alkali (Na), sehingga menyebabkan pH tanah
meningkat menjadi cenderung basa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar